Bojonegoro Matoch

BOJONEGORO MATOCH

Kamis, 04 Agustus 2011

BERBUAT BAIK ITU SEDEKAH



Sifat-sifat yang baik itu dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar
(Fushshilat : 35).



Anak-anak kita yang akan bersekolah di madrasah biasanya menghafalkan satu hadist yang sangat ringkas tapi amat bermanfaat sepanjang hidupnya, “Al-Kalimut thoyyibah sodaqoh”. (Perkataan yang baik merupakan ibadah). Kalimat yang ringkas namun sarat makna ini merupakan salah satu warisan Rasulullah SAW.

Menanamkan pentingnya berbuat baik memang harus sedini mungkin, tidak ada dengan ucapan dan kata-kata, yang lebih penting lagi adalah dengan contoh dari orang tua, guru, anggota keluarga, ataupun lingkungan sekitarnya.


Kebaikan Islam Rahmat Bagi Semesta

Kata-kata atau kalimat yang baik itu adalah sedekah, artinya bernilai sama sebagaimana anda memberikan uang atau barang berharga kepada orang lain dengan harapan mendapatkan pahala di sisi Allah di hari pembalasan (yaumul jaza’). Semua amal saleh seperti ini merupakan sodaqoh, yang mengambarkan keimanan orang yang melakukannya kepada Allah, Rasul, dan hari Akhirat.

Nabi kita Muhammad SAW dikenal sebagai manusia yang terbaik ucapan dan kata-katanya. Belum pernah ada kata-kata atau kalimat pedas, menyakitkan hati atau menyinggung perasaan orang lain yang keluar dari kedua bibirnya. Beliau pernah mengatakan, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaklah ia berkata yang baik atau dia diam”.

Kebaikan adalah membantu orang lain, memberinya sesuatu, namun yang terlebih penting adalah mengucapkan kata-kata yang baik, santun dan bersikap sopan kepadanya. Jangan biarkan kata-kata kasar dan menyakitkan hati merusak pahala amalan Anda hanya karena Anda telah memberinya sesuatu. Pemberian sebesar apapun akan kehilangan nilai, makna dan pahalanya jika diiringi dengan kata-kata dan sikap yang menyakitkan hati orang yang anda tolong.

Dengan kata lain, bukan pada memberi dan menolong anda memperoleh pahala kebaikan. Tetapi pada senyum kebahagiaan orang itu ketika menerima pemberian atau pertolongan anda. Maka tidak penting untuk memperlihatkan secara langsung kebaikan yang disampaikan kepada orang-orang yang memerlukan pertolongan itu. Kebaikan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi tanpa diketahui orang lain akan lebih utama.

Islam melarang atau mengharamkan ucapan yang buruk, kata-kata kasar atau pun cacian, makian kepada orang lain, baik kepada non muslim apalagi kepada sesama muslim. Rasulullah SAW bersabda,
Mencaci-maki seorang mukmin adalah suatu kejahatan, dan memeranginya adalah suatukekufuran. (HR. Muslim).

Kebaikan dalam Isalam itu sangat jelas, tidak samar-samar, memiliki dasar-dasar, pokok-pokok perkara, dan pilar-pilar yang tidak meragukan. Syariat Islam telah mengatur secara konferehensif,
Sebaik-baiknya kamu ialah yang diharapkan kebaikannya dan aman dari kejahatannya, dan seburuk-buruknya kamu ialah yang tidak diharapkan kebaikannya dan tidak aman dari kejahatannya (HR. At Tirmidzi dan Abu Yula).

Perbuatan baik itu bagaikan minyak wangi yang digosokkan ke tubuh Anda. Semakin sering Anda lakukan, semakin harumlah tubuh Anda dan semakin disukai orang. Itulah obat terbaik bagi berbagai macam penyakit hati, stress, kegundahan dan lemahnya perasaan Anda. Itulah pangkal dan sumber utama kebahagiaan anda!

Jika anda ingin kesulitan anda didengarorang lain, keluhan Anda diperhatikan, maka demikian juga orang menginginkan keluhan dan keinginannya Anda perhatikan. Jika anda sangat berhasrat mendapat pertolongan dari orang lain, sadarilah bahwa orang lain pun begitu banyak menginginkan pertolongan anda. Cobalah tolong orang lain, meskipun sebenarnya anda yang menginkan pertolongan. Dengan cara itu, yakinlah pertoongan Allah akan tiba. Sebab, bukankah Nabi Muhammad SAW telah menjajikan, “ Wallahu fi aunil abdi maa kanal abdu fii auni akhih” (Allah senantiasa akan menolong seorang hamba sepanjang dia menolong orang lain).

Berbuat Baik dan Benar

Banyak orang yang berusaha menjadi baik tapi keliru dengan cara yang keliru. Dia baik jika menguntungkan tetapi ketika akan ada kerugian dia tinggalkan. Bagaimanakah berbuat baik dengan teknik terbaik?

1. Jika melakukan sesuatu yang baik, lakukan itu karena Allah semata dan yakinlah bahwa anda diperintah Allah untuk melakukannya. Ingat selalu bahwa Allah pasti akan mendatangan pahala atas perbuatan kita. Jangan menginginkan ucapan terima kasih dari orang yang telah kita beri kebaikan. Sebab itu akan mengurangi takaran pahala anda di sisi Allah. Namun sebaliknya, jika anda mendapat kebaikan dari orang lain. Secepat mungkin anda mengucapkan terima kasih. Doakan dia dengan tulus ikhlas, “Jazakumullah khairan” (semoga Allah memblas kebaikan anda). Doa anda bernilai ibadah, dia akan membuat anda memperoleh kebaikan. Karena memberi contoh dan keteladanan dalam keikhlasan. Maka doakanlah kebaikan untuk mereka yang anda sukai ataupun musuh-musuh anda. Dalam hubungan antar manusia banyak hal-hal baik seolah-olah kecil dan ringan, padahal sesungguhnya merupakan hal-hal untuk mendekatkan diri kepada Allah.
2. Berlomba-lombalah dengan orang lain untuk berbuat baik, baik dari segi kualitas maupun dari segi mayoritas. Memang dalam kebaikan ini, kita diperintah Allah ta`ala untuk saling berlomba dengan orang lain. Istilahnya berasal dari Kita Suci Al-Qur`an, ”Fastabiqul Khairoot” (Berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan). Peluang dan kesempatan untuk berbuat baik sangat terbuka lebar. Sebab banyak sekali orang yang memerlukan bantuan di sekitar kita. Betapa pun kecilnya, mungkin tak berarti bagi orang-orang yang tak tau berterima kasih, namun di sisi Allah tetap besar dan bernilai.
3. Jangan meremehkan kebaikan, meskipun kecil. Seringkali kita menganggap kecil dan tidakberarti perbuatan baik. Padahal dalam timbangan Allah perbuatan itu sungguh besar. Bahkan walau anda hanya senyum ketika bertemu orang lain, maka anda telah berbuat kebajikan. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jangan anggap remeh perbuatan baik, meskipun sekedar bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang cerah”. Dalam hadist lain sangat jelas menjelaskan tentang hakikat sedekah. “Senyumlah kepada saudaramu itu tergolong sedekah”!
4. Menjadikan “baik” sebagai watak yang melekatdalam dirinya atau menjadi akhlak yang menghias kepribadiannya. Allah menyatakan,
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan besar. (Fushshilat :35).

Wajah cerah, senyum di bibir membuat orang-orang menjadi senang. Di sisi lain, ketika anda berwajah keruh atau bermuka masam saat bertemu dengan orang lain maka sesungguhnya anda tengah memperlihatkan sikap permusuhan dan mengancam retaknya persahabatan anda dengannya. Biasakanlah tersenyum atau tampil dalam keadaan membuat orang lain merasa nyaman dengan anda.


BANYAK SARANA KEBAIKAN

Abu Dzarr Ra berkata bahwa beberapa sahabat Rasulullah SAW berkata, “Ya Rasulullah, orang-orang yang kaya banyak hartanya memperoleh lebih banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat dan berpuasa bagaimana kita berpuasa dan mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka. “ Nabi SAW lalu berkata “Bukankah Allah telah memberimu apa yang dapat kamu sedekahkan? Tiap-tiap ucapan tasbih adalah sodaqoh, takbir sodaqoh, tahmid sodaqoh, tahlil sodaqoh, amar makruf sodaqoh, nahi mungkar sodaqoh, bersenggama dengan istri pun sodaqoh. “Para sahabat lalu bertanya, “Apakah melampiaskan syahwat mendapat pahala?” Nabi menjawab, “Tidakla kau mengerti bahwa kalau dilampiaskannya ditempat yang haram bukankah itu dosa? Begitu pula kalau syahwat diletakkan di tempat halal, maka dia memperoleh pahala. (HR. Muslim).

Keinginan para sahabat Nabi untuk banyak berbuat baik, bukan hanya dengan lisan tetapi dengan harta dan tenaganya, membuat sahabat Nabi menanyakan pembangun kebaikan. Lantas muncullah pernyataan Rasulullah SAW yang menggambarkan pada kita umatnya bahwa sarana-sarana kebaikan itu amatlah banyaknya.

Orang-orang terdahulu juga saling berlomba dalam berbuat baik tanpa gembar-gembor atau pamer. Mereka pandai menyembunyikan kebaikan yang mereka perbuat bahkan itu amatlah banyaknya.

Zainal Abidin bin Ali, salah seorang cucu Rasulullah terkenal dengan keutamaan ini. Tetapi itu diketahui setelah kewafatannya. Yaitu tatkalabantuan berhenti karena yang menjadi pelakunya telah wafat. Penduduk kota Madinah sering mendapatkan gandum secara gratis dimalam hari. Semua penduduk meresa diuntunkan namun tak pernah tau siapa pelaku sedekahnya yang amat mulia itu. Setelah cucu Rasulullah SAW itu wafat ternyata ketahuan punggung dan bahunya merah bekas kebiasaanya memanggul sendiri sedekah yang sangat bermanfaat bagi penduduk itu.


Lembaran Dakwah Marhamah
Diterbitkan oleh : Yayasan Sahabat Kita
Oleh : Ust. H. Aus Hidayat Nur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar