Bojonegoro Matoch

BOJONEGORO MATOCH

Kamis, 21 Oktober 2010

Manusia di Bojonegoro sejak Prasejarah



BOJONEGORO, KOMPAS.com — Di Bojonegoro, Jawa Timur, sudah ada manusia sejak zaman prasejarah, sebelum manusia di Indonesia mengenal tulisan, pada tahun 400 Masehi.

Hal ini dikatakan dosen arkeologi Universitas Indonesia, DR Ali Akbar, dalam pameran dan seminar kepurbakalan yang diikuti guru sejarah di Bojonegoro, Rabu.

Menurut dia, dasar di Bojonegoro ada kehidupan manusia bisa dilihat dari serpihan alat rumah tangga, berupa alat untuk menumbuk yang ditemukan Dewan Kepurbakalaan Bojonegoro.

"Serpihan alat rumah tangga yang sudah menjadi fosil yang dipamerkan ini menunjukkan adanya manusia di Bojonegoro, pada zaman prasejarah," katanya menegaskan.

Menurut dia, kehidupan manusia tersebut menunjukkan awal keberadaan Bojonegoro, sekitar 1.600 tahun yang lalu. Diperkirakan, ketika itu mereka menghuni gua-gua. Hanya saja, wilayah yang ditempati manusia di zaman prasejarah di Bojonegoro belum ditemukan.

"Ketika itu mereka belum mengenal tulisan," katanya.

Dia mengatakan, dengan adanya temuan serpihan perlengkapan manusia prasejarah di wilayah Bojonegoro itu, perlu dipetakan daerah yang kemungkinan menjadi hunian manusia di zaman itu. "Untuk itu dibutuhkan penelitian lebih mendalam," ucapnya.

Seminar dan pameran kepurbakalan di Bojonegoro tersebut diselenggarakan selama dua hari dengan mengundang narasumber dari Universitas Indonesia dan Universitas Udayana Bali.

Di lokasi seminar juga dipamerkan sejumlah fragmen fosil manusia purba, juga binatang purba hasil temuan Dewan Kepurbakalaan dari sejumlah situs di Bojonegoro.

Menurut Ketua Panitia Penyelenggara Seminar dan Pameran Kepurbakalaan Bojonegoro Hasan Lutfi, digelarnya seminar ini sebagai langkah mengangkat peninggalan sejarah yang ada di Bojonegoro. Alasannya, temuan peninggalan prasejarah dan sejarah di Bojonegoro selama ini kurang mendapatkan perhatian sehingga dianggap tidak berharga.

"Adanya seminar ini sekaligus untuk menggali awal sejarah Bojonegoro," jelasnya.

Kamis, 23 September 2010

Persibo Bawa 20 Pemain Dalam Laga Perdana






Bojonegoro (ANTARA) - Persibo Bojonegoro, Jatim, membawa 20 pemain dalam laga perdana SLI 2010-2011, melawan Persiba Balikpapan, di Stadion Brawijaya, Kediri, 26 September 2010.

"Kami membawa 20 pemain ke Kediri yang sudah pasti bergabung dengan Persibo," kata Pelatih Persibo Bojonegoro Sartono Anwar, saat memimpin latihan persibo di Stadion Letjen H Soedirman di Bojonegoro, Kamis pagi.

Dijadwalkan Persibo melakukan uji coba melawan Persibo U-21 di Stadion Letjen H Soedirman, Kamis sore.

Menjawab pertanyaan, menurut dia, dua pemain asing yang baru didatangkan yaitu Bationo Germain, mantan "striker" (penyerang) Deltras Sidoarjo di Piala Gubernur Jatim dan Andrea Portulez asal Portugal, masih akan dilihat dulu kemampuannya.

Dari dua pemain tersebut, hanya akan dipilih satu pemain asing non-Asia yang bisa bergabung dengan Persibo. Dengan demikian, belum tentu mereka ikut dibawa ke Kediri dalam laga melawan Persiba Balikpapan.

Kecuali, salah satunya bisa dipastikan bisa direkrut karena sesuai dengan kebutuhan Persibo, yang masih membutuhkan satu pemain asing dengan posisi "striker".

"Untuk memastikan kemampuan mereka, membutuhkan beberapa kali latihan," ujarnya menjelaskan.

Sementara itu, pemain asing dari Asia, Hyu Soo asal Korea Selatan, beberapa hari yang lalu sudah dipulangkan. Dipulangkannya, pemain dengan posisi striker tersebut, karena dianggap sudah diketahui kemampuannya dan dinilai tidak sesuai kebutuhan.

Yang jelas, katanya, materi latihan yang diberikan di waktu tersisa yakni memperkuat kerja sama tim. Pertimbangannya, Persiba Balikpapan di SLI bukan tim baru, sehingga bisa dipastikan mereka sudah siap dalam laga melawan Persibo.

Jumat, 27 Agustus 2010

Ledre Makanan Khas Kota Bojonegoro




Kue Ledre
Bahan-bahan :

* 300 gr tepung ketan
* 1 btr kelapa (besar) agak muda, parut kasar
* 6 bh pisang raja, lumat kasar
* 250 ml air
* 1 sdt garam
* 120 gr gula
* 1 sdt vanili


Bahan taburan :

* gula pasir secukupnya


Cara membuat :

* Rebus gula, garam, dan vanili dengan 250 ml air hingga larut
* Masukkan parutan kelapa muda, aduk-aduk. Matikan api
* Selagi masih panas, masukkan tepung ketan sehingga membentuk adonan kental
* Siapkan wajan anti lengket, olesi dengan mentega tipis-tipis. Beri 2 sendok adonan, tekan-tekan dengan punggung sendok hingga tipis (ketebalan 1/2 cm). Beri 1-2 sdm pisang yang telah dilumatkan. Ratakan, taburi dengan gula pasir. Tutup wajan agar pisang matang
* Bila bagian bawah sudah berkerak agak gosong, lipat ledre. Sisihkan
* Lakukan hingga semua adonan habis. sajikan

Waduk Pacal




Waduk Pacal yang terletak kurang lebih 35 Km dari arah selatan ibukota Kabupaten Bojonegoro adalah merupakan obyek wisata alam dan untuk menuju ke obyek wisata tersebut dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi (mobil / sepeda motor) atau dengan angkutan umum (colt atau bus) jurusan Bojonegoro-nganjuk kemudian turun di samping tiga waduk pascal dan menuju lokasi waduk dengan jalan kaki sejauh 2 Km. Waduk Pascal yang memiliki luas sekitar 3,878 kilometer persegi dengan kedalaman 25 meter, merupakan bangunan sarana pengairan peninggalan zaman belanda, yang dibangun pada tahun 1933 dengan manfaat multifungsi. Daya tarik wisata adalah kemegahan dan kekokohan bangunan peninggalan zaman belanda tahun 1933 dan hamparan air yang melimpah dengan panorama alam dan hutan jati yang mempesona. Agenda wisata waduk pacal yang dilaksanakan secara rutin yaitu pada setiap Oktober bersamaan dengan hari jadi Kabupaten Bojonegoro digelar acara ritual Larung Sengkolo dan Jamasan Waranggono Tayub guna penegasan Wisuda Waranggono Tayub. Fasilitas yang tersedia di lokasi wisata adalah pesanggrahan (tempat menginap), arena memancing, perahu dayung, tempat jajanan dan kenyamanan. Pengembangan wisata waduk pascal diarahkan pada pengembangan fasilitas tranportasi, akomodasi, telekomunikasi yang memadai serta peningkatan fasilitas obyek wisata.

Rabu, 18 Agustus 2010

Wisata Api Abadi Terbesar di Dunia Bojonegoro


Kabupaten Bojonegoro memiliki lebar 230,706 Ha, dengan jumlah penduduk adalah 1.176.386, dan merupakan bagian dari provinsi Jawa Timur. Lokasinya sekitar 110 km dari provinsi Jawa Timur dan negara di 6 ° 59 '7 ° 37' lintang dan 112 ° 09 'bujur.

Kabupaten Bojonegoro memiliki banyak tempat-tempat wisata seperti wisata alam, wisata buatan, wisata budaya, wisata ziarah. Salah satu tempat wisata yang menjadi andalan Bojonegoro adalah Kayangan Api, obyek wisata ini adalah api abadi terbesar di Asia dan terbesar di dunia.

SEJARAH KAYANGAN API
Nama "Kayangan Api" adalah sumber api yang tidak pernah mati, yang terletak di hutan desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, sebuah desa yang memiliki sekitar 42,29% kawasan hutan dari luas desa. Menurut cerita, Kayangan Api adalah tempat Mbah Kriyo Kusumo atau Mpu Supa istirahat, ia juga dikenal sebagai Mbah Pandhe dari Mojopahit.

Di sisi barat Kayangan Api, ada genangan lumpur yang mengandung sulfur, dan menurut kepercayaan, pada waktu itu masih dibuat alat pertanian dan pusaka seperti; keris, tombak, cundrik, dll Bojonegoro orang masih percaya bahwa sumber api ini adalah suci dan menurut cerita, kebakaran ini telah mengambil jika ada upacara penting yang telah dilakukan di masa lalu, seperti; Jumenengan Hamengku Buwono X Ngarsodalem dan mengambil api melalui persyaratan yang pesta tradisional / Wilujengan dan tayuban dengan Song Jawa (Gending) dari Eling-Eling, Wani-Wani dan gunung, yang merupakan lagu favorit Mbah Kriyo Kusumo's.

Itu sebabnya ketika musik telah memainkan dan menari-nari, setiap tubuh tidak diperkenankan untuk menemani 'Waranggono'.

Dari cerita masyarakat, kemudian Kayangan Api yang terletak sekitar 25 km dari kota Bojonegoro, ditempatkan sebagai objek wisata alam dan ditempatkan untuk mengadakan yang penting adalah upacara ulang tahun Kabupaten Bojonegoro, bersama-sama memurnikan (ruwatan massal), dan "wisuda Waranggono" (Waranggono lulus).

Fasilitas Objek Wisata


Lokasi ini sangat cocok untuk acara outbound, karena ini merupakan daerah pariwisata. Pada waktu tertentu, terutama pada hari Jumat Pahing (Jum'at Pahing = satu hari Jawa) ada banyak orang datang ke sini untuk membuat permohonan untuk mendapatkan kesuksesan, mendapatkan pasangan menikah, mendapatkan status yang tinggi dan bahkan juga untuk mendapatkan pusaka itu. Upacara tradisional yang telah dilakukan oleh masyarakat adalah Nyadranan (Bersih Desa / ulang tahun dari desa) sebagai ungkapan terima kasih kepada Allah.

Rabu, 19 Mei 2010

Banjir Bengawan Solo Mulai Surut


Liputan6.com, Bojonegoro: Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo di daerah hilir mulai Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik, Jatim, Rabu (19/5), berangsur-angsur surut. "Situasi banjir di daerah hilir Jatim, aman dan Bojonegoro sudah lepas siaga banjir," kata Humas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Harjono, Rabu (19/5).

Air Bengawan Solo pada papan duga turun drastis di bawah siaga banjir dengan ketinggian 12,77 meter pukul 09.00 WIB. Sementara itu, ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, sekitar 70 kilometer dari kota Bojonegoro, turun drastis menjadi 24,70 meter pukul 09.00 WIB.

Menurut Harjono, di daerah hulu Jateng, juga Ngawi, dan Kali Madiun, nisbi aman tidak terjadi banjir. Begitu juga kondisi di daerah hilir Jatim, nisbi aman, sebab ketinggian air di Babat, Lamongan sudah menunjukkan gejala turun. Ketinggian air Bengawawn Solo di Babat, Lamongan semula sempat mencapai 7,73 meter (siaga III), Selasa (18/5) pukul 16.00 WIB.

Turunnya air di Babat ini, kata Harjono, menunjukkan air Bengawan Solo sudah bisa turun lewat sudetan di Sedayu Lawas ke laut Jawa. Ini berarti, permukaan air laut sudah tidak lagi masuk ke Bengawan Solo. Dengan demikian, air di sepanjang Bengawan Solo di daerah hilir mulai Lamongan dan Gresik akan berangsur-angsur surut.(Ant/AYB)

Senin, 17 Mei 2010

Sejarah Bojonegoro



Masa kehidupan sejarah Indonesia Kuno ditandai oleh pengaruh kuat kebudayaan Hindu yang datang dari India sejak Abad I. Hingga abad ke-16, Bojonegoro termasuk wilayah kekuasaan Majapahit. Seiring dengan berdirinya Kesultanan Demak pada abad ke-16, Bojonegoro menjadi wilayah Kerajaan Demak. Dengan berkembangnya budaya baru yaitu Islam, pengaruh budaya Hindu terdesak dan terjadilah pergeseran nilai dan tata masyarakat dari nilai lama Hindu ke nilai baru Islam tanpa disertai gejolak. Peralihan kekuasaan yang disertai pergolakan membawa Bojonegoro masuk dalam wilayah Kerajaan Pajang (1586), dan kemudian Mataram (1587).

Pada tanggal 20 Oktober 1677, status Jipang yang sebelumnya adalah kadipaten diubah menjadi kabupaten dengan Wedana Bupati Mancanegara Wetan, Mas Tumapel yang juga merangkap sebagai Bupati I yang berkedudukan di Jipang. Tanggal ini hingga sekarang diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Bojonegoro. Tahun 1725, ketika Pakubuwono II (Kasunanan Surakarta) naik tahta, pusat pemerintahan Kabupaten Jipang dipindahkan dari Jipang ke Rajekwesi, sekitar 10 km sebelah selatan kota Bojonegoro sekarang.

Daftar Bupati

Sebelum kemerdekaan

Tahun Nama
1943-1945 R. Tumenggung Oetomo
1937-1943 R. Tumenggung Achmad Surjodiningrat
1936-1937 R. Dradjat
1916-1936 R. Adipati Aryo Kusumoadinegoro
1890-1916 R. Adipati Aryo Reksokusumo
1888-1890 R. M. Sosrokusumo
1878-1888 R. M. Tumenggung Tirtonoto II
1844-1878 R. Adipati Tirtonoto I
1828-1844 R. Adipati Djojonegoro
1827-1828 R. Tumenggung Sosrodilogo
1825-1827 R. Adipati Djojonegoro
1823-1825 R. Tumenggung Purwonegoro
1821-1823 R. Tumenggung Sosrodiningrat
1816-1821 R. Tumenggung Sumonegoro
1811-1816 R. Prawirosentiko
1800-1811 R. Ronggo Djenggot
1760-1800 R. M. Guntur Wirotedjo
1756-1760 R. Purwodidjojo
1755-1756 R. Ronggo Prawirodirjo I
1743-1755 R. Tumenggung Hario Matahun III
1741-1743 R. Tumenggung Hario Matahun II
1718-1741 Ki Songko (R. Tumenggung Hario Matahun I)
1705-1718 Ki Wirosentiko (R. Tumenggung Surowidjojo)
1677-1705 Pangeran Mas Toemapel


Sesudah kemerdekaan

Tahun Nama
2008-2013 Drs. H. Suyoto,M.Si.
2003-2008 Kolonel (pur) H M. Santoso
1998-2003 Drs. H. Atlan
1993-1998 Drs. H. Imam Soepardi
1988-1993 Drs. H. Imam Soepardi
1983-1988 Drs. Soedjito
1978-1983 Drs. Soeyono
1973-1978 Kolonel Invantri Alim Sudarsono
1968-1973 Letnan Kolonel Invantri Sandang
1960-1968 R. Tamsi Tedjo Sasmito
1959-1960 R. Soejitno
1955-1959 R. Baruno Djojoadikusumo
1951-1955 Mas Kusno Suroatmodjo
1950-1951 R. Sundaru
1949-1950 R. Tumenggung Sukardi
1947-1949 Mas Surowijono
1945-1947 R. Tumenggung Sudiman Hadiatmodjo

Senin, 26 April 2010

Boso Bojonegoroan: Petikasan ANGKLING DHARMA mulai dibangun kembali

Boso Bojonegoroan: Petikasan ANGKLING DHARMA mulai dibangun kembali

Petilasan ANGKLING DHARMA mulai dibangun kembali




Bojonegoro, - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bojonegoro terus memaksimalkan pembangunan wisata petilasan angling darma di Desa Wotanngare Kecamatan Kalitidu. Pada 2010 ini, Disparbud menargetkan membangun pagar yang melingkari petilasan Angling Dharmo. ''Saat ini pembangunan paseban sudah selesai. Selain itu juga tengah menyelesaikan gapura dan akses jalan di sekitar paseban,'kata Mardikun, Kepala Disparbud Bojonegoro kemarin.

Petilasan Angling Dharma akan direncanakan sebagai wisata sejarah Bojonegoro. Selain pembangunan petilasan, juga akan direncanakan pembangunan museum di tempat wisata baru tersebut. ''Karena memang banyak ditemukan benda-benda bersejarah yang berasal dari Desa Wotanngare dan sekitarnya,''tutur mantan Kepala Dinas Pendidikan ini.

Tahapan selanjutannya, pada 2010 akan mulai dilakukan pembangunan pagar keliling kawasan petilasan, pemasangan paving. Selain itu akan dilakukan pembebasan lahan untuk memudahkan akses transportasi menuju tempat wisata.

Sementara itu, untuk menunjang wisata sejarah petilasan Angling Darma, pihak Disbudpar juga melakukan penelitian sejarah. Yaitu, dengan mempelajari sejarahnya dari keterangan para warga sekitar juga dari dokumentasi naskah-naskah kuno.

''Langkah itu dengan melakukan kerjasama antara Disbudpar dengan pihak peneliti dari Yogyakarta yang sudah mulai menyusun sejarah Angling Darma untuk melakukan penelitian dan BP3 Trowulan yang berkaitan dengan penemuan benda purbakala,''paparnya.